IQNA

Victor Hugo dan Kutipan Al-Quran

17:46 - March 28, 2016
Berita ID: 3470266
PERANCIS (IQNA) - Samer Abdulkarim Mansour, sastrawan Suria dengan menulis sebuah pembahasan mengatakan bahwa Victor Hugo, sastrawan terkemuka Perancis mengisyaratkan sebagian kandungan-kandungan agama dalam syariat Islam dengan inspirasi dari Al-Quran, yang menunjukkan bahwa ia mengenal sejarah dan kebudayaan Islam dengan baik.

Menurut laporan IQNA, Abdulkarim Mansour sejatinya dengan menulis pembahasan ini menegaskan bahwa Victor Hugo, penyair terbesar Perancis abad kesembilan belas memiliki sanjungan-sanjungan yang benar-bernar diambil dari studi luasnya tentang Islam dan menunjukkan kadar kemuliaannya dengan konten Al-Quran, kitab samawi kaum muslimin.

Siapa Victor Hugo?

Victor-Marie Hugo, penyair, penulis roman dan salah satu penulis aliran romantisme. Ia dikenal sebagai penulis Perancis terbaik dunia. Karya-karyanya banyak mengisyaratkan pemikiran-pemikiran politik dan seni yang marak pada masanya dan penyingkap sejarah kontemporer Perancis. Termasuk karya-karya terkemukanya adalah novel Les Misérables, Notre-Dame de Paris dan L'homme qui rit hugo (The Man Who Laughs).

Perspektif Religi

Perspektif religi Hugo dalam sepanjang hidupnya berubah sangat drastis. Sedari muda ia sebagai seorang Kristen Katolik yang akan menghormati pejabat dan pengurus gereja. Namun lambat laun ia menganut Katolik, yang tidak menjalankan kewajiban-kewajiban religinya dan melebihi sebelumnya, justru menjelaskan pandangan-pandangan anti Paus dan anti gereja. Dalam sepanjang pengasingan, ia menangani spiritisme secara indah dan pada tahun-tahun berikutnya mendirikan teologi berdasarkan rasional, yang menyerupai apa yang didukung oleh Voltaire, penulis Perancis. Pada tahun 1872, ketika petugas survei bertanya kepada Hugo apakah Katolik ataukah tidak, ia menjawab: "Tidak, saya adalah orang yang berpikir bebas”. Hugo sama sekali tidak pernah melepaskan kemuakannya kepada gereja Katolik. Kemuakan ini diakibatkan ketidakpedulian gereja terhadap kondisi kerja yang buruk di bawah kekuasaan pemerintah raja yang lalim dan barang kali karena efek dari kemiskinan dalam daftar buku-buku terlarang Paus. Saat kematian dua putranya, Charles dan Francois ia bersikeras supaya anak-anaknya dikuburkan, dengan tanpa salib Isa atau gereka; Dalam wasiatnya juga ia memberikan syarat demikian dalam penguburannya.

Hugo meski meyakini bahwa keyakinan-keyakinan Katolik dihapus dan hampir usai, namun ia sama sekali tidak pernah mengkritik kebiasaan dan tradisi secara langsung. Ia masih tetap sebagai orang yang meyakini akan adanya Tuhan, ia benar-benar mengimani kekuatan dan pentingnya sanjungan dan pujian. Rasioalisme Hugo dapat terlihat di syair-syairnya seperti Tomás de Torquemada (1869, tentang fanatisme mazhabi), Paus (1879, sebuah buku anti pendeta). Hugo mengatakan, agama lambat laun sirna, namun Tuhan akan tetap senantiasa ada. Ia memprediksikan bahwa Kristen pada akhirnya akan sirna, namun masyarakat akan tetap meyakini Allah, ruh dan janji.

Hugo dan Kutipan Makna-makna Al-Quran

Samer Abdulkarim Mansour, sastrawan Suriah dengan mengetengahkan sebuah pembahasan yang dipublikasikan dalam di situs Kitabat, mengisyaratkan sanjungan Hugo, yang ia tulis dengan terinspirasi dari kandungan-kandungan Al-Quran.

Dalam hal ini ia menulis, Hugo dalam syairnya senantiasa menunjukkan keinginannya akan kebebasan dari segala belenggu dan menegaskan dalam pencarian hakikat mutlak. Dalam buku puisinya "Les Orientales” berkeyakinan hal terbanyak yang telah membangkitkan rasa keingintahuannya adalah masjid timur yang ditulis dengan ayat-ayat Al-Quran pada semua pintunya, namun dalam buku Souvenirs et réflexions, yang penulisannya memakan waktu 25 tahun, telah mencerminkan keluasan perspektifnya tentang kehidupan dan disitu berbicara tentang mimpi-mimpi masa lalu dan angan-angannya sampai kegagalan para remaja dan kesinisan mereka. Sampai di akhir sanjungan pusinya mengisyaratkan sensitivitas global manusia dengan pandangan yang lebih komprehensif tentang kehidupan, dikarenakan dengan kehilangan semua anggota keluarganya, opininya tentang kematian dan hari kiamat mencapai dimensi ideologi sampai pada batas penyelenggaraan pertemuan spiritisme di rumahnya yang menunjukkan juga pola pemikirannya kepada selainnya.

Samer Abdulkarim Mansour dalam kelanjutan makalahnya mengisyaratkan bahwa Hugo telah menelaah pelbagai terjemahan Al-Quran. Ia menulis: Victor Hugo menyebut hari kiamat dan hari kebangkitan dengan inspirasi dari surah Al-Zalzalah. Ia dalam kasidahnya benar-benar merefleksikan kandungan surah tersebut dan mengatakan:

La terre tremblera d'un profond tremblement,
Et les hommes diront : Qu'a-t-elle ? En ce moment,
Sortant de l'ombre en foule ainsi que des couleuvres,
Pâles, les morts viendront pour regarder leurs œuvres.
Ceux qui firent le mal le poids d'une fourmi
Le verront, et pour eux Dieu sera moins ami ;
Ceux qui firent le bien ce que pèse une mouche
Le verront, et Satan leur sera moins farouche.

Terjemahan bait-bait di atas adalah:

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

Saat itu manusia mengatakan, apa yang telah terjadi?

Dan mereka laksana sekawanan ular, yang keluar dari kegelapan

Sementara orang-orang mati dibangkitkan dengan muka pasi untuk meilhat hasil amal-amalnya,

Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya mereka akan melihat (balasan)nya

Dan Allah menunjukkan kecintaan paling sedikit di hadapan keburukan-keburukan mereka,

Dan demikian juga barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrahpun, niscaya mereka akan melihat (balasan)nya pula dan setan sedikit tidak ramah dengan mereka.

Surat Suci Al-Zalzalah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا﴿۱

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا﴿۲

dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا ﴿۳

dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?,


يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا ﴿۴

pada hari itu bumi menceritakan beritanya,


بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا ﴿۵

karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.


يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ ﴿۶

Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka


فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ﴿۷

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya


وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ﴿۸

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Disebutkan, banyak sekali masyarakat mengenal Victor Hugo karena karya-karya besar novelnya, seperti Les Misérables, Notre-Dame de Paris dan L'homme qui rit hugo (The Man Who Laughs), namun di samping buku-buku tersebut, banyak sekali kumpulan-kumpulan puisi dan beberapa drama karya Hugo. Lantunan tinggi Tahun sembilan hijrah Hugo, yang diterjemahkan dalam bentuk satu buku independen dalam bahasa Persia dan dipublikasikan, di awal pengantar ada dua halaman tentang beografi Hugo dan lantunannya. Dalam pendahuluan tersebut juga dijelaskan tentang popularitas Hugo dan dalam hal ini kita baca, di negara Iran, karena karya terkenal Hugo yaitu Les Misérables, maka kurang lebih tidak ada satu pembaca buku Iran yang tidak mengenal namanya, namun barang kali sedikit sekali orang yang mengetahui sastrawan besar ini melantunkan pujian untuk nabi Muhammad (Saw) dan ini barang kali merupakan kekosongan besar dalam pengetahuan Victor Hugo.

http://iqna.ir/fa/news/3483473

Kunci-kunci: perancis
captcha